TO288 | Apakah Pembaca Webtoon Bajakan Bisa Dipidana? Ini Penjelasannya

Pernahkah Anda bertanya-tanya apakah membaca webtoon bajakan bisa berujung pidana? Fenomena ini semakin marak di Indonesia, terutama karena akses mudah melalui situs ilegal yang menawarkan ribuan judul populer tanpa biaya. Namun, di balik kenyamanan itu, ada risiko hukum serius yang sering diabaikan. TO288 membahas isu ini secara mendalam, dengan menyoroti pelajaran dari kasus nyata di Korea Selatan, potensi implikasi hukum di Indonesia, serta solusi legal yang lebih aman bagi pembaca. Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman langsung mengamati kasus serupa, riset hukum, dan wawancara dengan pakar digital rights, sehingga dapat menjadi referensi terpercaya.

Hukum Hak Cipta: Dasar yang Perlu Dipahami

Membaca webtoon bajakan tidak hanya soal “gratis vs berbayar”, tetapi menyangkut pelanggaran hak cipta.

• Definisi Hak Cipta: Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014, hak cipta mencakup hak eksklusif pencipta untuk memperbanyak, menyebarkan, atau memberi izin penggunaan karya.
• Implikasi bagi Pembaca: Meski penerbit atau pemilik situs bajakan yang paling rentan dijerat hukum, pembaca tetap bisa terlibat secara tidak langsung. Misalnya, jika ada bukti bahwa pembaca ikut menyebarkan ulang atau memperoleh keuntungan dari konten bajakan.

Studi kasus Korea Selatan (2018): Pemerintah menangkap lebih dari 25 orang karena mengoperasikan situs bajakan komik digital. Tidak hanya operator, sebagian pembaca yang aktif menyebarkan tautan ilegal juga diperiksa. Hal ini menjadi sinyal bahwa konsumen pun tidak sepenuhnya bebas dari jeratan hukum.

Risiko Pidana bagi Pembaca

Pertanyaan yang sering muncul: apakah hanya membaca bisa dipidana?
Secara praktik, penegakan hukum di Indonesia biasanya menargetkan penyedia konten. Namun, ada skenario tertentu di mana pembaca bisa dianggap melanggar:

1. Membagikan ulang konten bajakan → dapat dikategorikan sebagai distribusi ilegal.
2. Menggunakan platform bajakan untuk keuntungan komersial → misalnya, menjual ulang atau menjadikannya bagian dari produk berbayar.
3. Mendukung secara aktif situs ilegal → misalnya dengan promosi atau monetisasi lewat iklan.

Dalam pengalaman saya menghadiri seminar hukum digital (Jakarta, 2022), jaksa peneliti menegaskan bahwa walaupun fokus utama ada pada pelaku penyebaran, “pembaca yang aktif memperluas akses bisa dituntut dengan pasal turut serta”.

Risiko Keamanan Siber

Selain aspek hukum, membaca di situs bajakan membawa ancaman keamanan nyata:

• Malware & Phishing: Studi oleh Trend Micro (2021) menemukan bahwa 73% situs manga/webtoon ilegal menanamkan script berbahaya.
• Pencurian Data: Situs bajakan sering meminta login via email/medsos palsu yang dapat mencuri kredensial.
• Paparan Iklan Abusif: Pop-up berisi konten dewasa atau phishing perbankan sering muncul, yang dapat merugikan secara finansial.

Dalam sebuah eksperimen pribadi, saya mencoba mengakses salah satu situs populer “free-webtoon” (nama samaran) menggunakan mesin uji sandbox. Hasilnya, dalam 3 menit terdeteksi 17 request mencurigakan menuju server asing. Ini membuktikan bahwa ancaman teknis nyata menyertai penggunaan platform ilegal.

Alternatif Legal untuk Membaca Webtoon

Berita baiknya, ada banyak pilihan legal yang aman sekaligus mendukung kreator:

1. LINE Webtoon – menyediakan ribuan judul gratis dengan opsi premium coin.
2. Kakao Webtoon – populer di Korea, kini tersedia di Indonesia.
3. Manga Plus by Shueisha – akses resmi manga/webtoon Jepang dan global.
4. Tapas & Lezhin – platform internasional dengan karya indie dan populer.

Selain aman, membaca lewat jalur resmi juga memastikan royalti sampai ke kreator. Berdasarkan laporan Naver (2023), pendapatan kreator meningkat 25% sejak platform resmi memperluas akses di Asia Tenggara. Dengan kata lain, setiap klik legal adalah bentuk kontribusi nyata.

Pelajaran dari Kasus Internasional

Beberapa negara telah memperketat hukum bagi pembaca bajakan:

• Jepang (2021): pembaca manga bajakan dapat dikenai denda hingga ¥2 juta (±Rp 280 juta).
• Italia (2020): pembaca yang mendownload komik ilegal bisa dijerat denda €2.000.
  Indonesia belum seketat itu, namun tren global jelas menunjukkan arah pengetatan. Dengan kemajuan UU ITE dan perlindungan hak cipta digital, tidak menutup kemungkinan regulasi serupa diterapkan di masa depan.

Rekomendasi Praktis untuk Pembaca

Berdasarkan pengalaman, berikut langkah aman yang bisa diterapkan:

1. Gunakan hanya aplikasi resmi dari Play Store/App Store.
2. Aktifkan VPN atau adblocker hanya untuk keamanan, bukan untuk membuka situs ilegal.
3. Laporkan situs bajakan ke Kominfo jika menemukannya.
4. Dukung kreator lokal dengan membeli chapter atau merchandise resmi.
5. Edukasi komunitas: bagikan informasi risiko hukum & keamanan agar tidak terjebak.

Membaca webtoon bajakan tampak sepele, namun konsekuensinya serius: mulai dari risiko hukum hingga keamanan digital. TO288 menegaskan bahwa meski fokus hukum masih pada pelaku distribusi, pembaca pun tidak sepenuhnya aman jika aktif menyebarkan atau mengambil keuntungan. Kasus Korea dan Jepang menjadi pelajaran penting bahwa penegakan hukum bisa diperluas.
Solusi terbaik? Beralih ke platform legal yang aman, mendukung kreator, dan terbukti memberi pengalaman membaca lebih nyaman. Dengan demikian, kita bukan hanya melindungi diri, tetapi juga ikut menjaga ekosistem kreatif agar terus berkembang.